Digital Resilience Indonesia
Insight. Strategy. Empowerment.

Kami berkomitmen menciptakan ekosistem digital yang aman, inklusif, dan bermanfaat—di mana setiap individu tidak hanya mampu menerima, namun mampu bertahan, beradaptasi dengan perubahan, dan berdaya dengan kemajuan teknologi.

TENTANG  KAMI

Digital Resilience Indonesia merupakan yayasan dengan maksud dan fokus kerja di bidang sosial dan kemanusiaan, khususnya terkait literasi digital, keamanan siber, dan penanggulangan terorisme, radikalisme, misinformasi dan disinformasi.

resilience2

D i R I

Di era digital yang penuh tantangan, DiRI hadir sebagai laboratorium inovasi ketahanan digital, komunikasi strategis, dan riset kebijakan. Kami berkomitmen untuk memperkuat individu, organisasi, dan institusi dalam menghadapi ancaman misinformasi, keamanan siber, serta tantangan transformasi digital. Dengan pendekatan berbasis riset, kami menyediakan solusi komunikasi yang berdampak bagi komunitas, media, sektor publik, serta dunia usaha.

Dari kampanye kontra-narasi hingga strategi media digital, kami bekerja sama dengan lembaga donor, pemerintah, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan. 

Lebih lanjut tentang kami

PRODUK &  LAYANAN

Kami bergerak dalam beberapa lini kerja dan menyediakan layanan untuk memperkuat ketahanan digital masyarakat melalui riset, jasa konsultasi, dan pemberdayaan komunitas.

Digital 
resilience Institute

Berbagi pengetahuan, memperkuat literasi digital, dan mempersiapkan individu serta organisasi agar lebih adaptif dan tangguh di era digital.



Digital Media Research and Consulting (DCRC)

Riset mendalam, strategi komunikasi berbasis data, serta konsultasi digital yang dirancang khusus untuk meningkatkan ketahanan digital klien.

Digital Campaign for Social Change Indonesia (DCSCI)

Menggabungkan strategi komunikasi digital, data-driven advocacy, dan storytelling interaktif dalammencipta kampanye berbasis dampak untuk berbagai isu sosial di Indonesia.

"melihat gen-z dan curhatan di chatgpt"

Mengapa generasi Z lebih memilih untuk curhat ke AI daripada berbicara langsung dengan profesional kesehatan mental? Bagaimana privasi, aksesibilitas, dan respons cepat yang ditawarkan oleh teknologi AI mempengaruhi keputusan mereka dalam mencari dukungan emosional? Apa sebenarnya yang mendorong Gen Z untuk merasa lebih nyaman dengan AI, dan apakah interaksi tersebut benar-benar mampu mengungkap kondisi mental mereka secara mendalam? Bisakah teknologi ini membuka jendela baru untuk memahami tantangan kesehatan mental di era digital, atau justru menimbulkan pertanyaan baru tentang efektivitas diagnosis dan pengobatannya?

Baca lebih dalam
Simulasi hasil riset

PROGRAM & KOLABORASI

Yayasan Digital Resilience Indonesia hadir untuk memperkuat ketahanan digital masyarakat Indonesia melalui tiga pilar utama.