Kolaborasi antara Rumah Moderasi Beragama IAIN Manado, Digital Resilience Indonesia, dan Indonesia School of Internet Governance membincang ketimpangan digital di Timur Indonesia.
Dapatkah AI, meski tanpa kesadaran seperti manusia, menjadi “kawan” tokoh agama dalam dakwah, atau justru menjauhkan dimensi emosional antara ulama dan umat? Bagaimana cara memastikan konten keagamaan di ruang AI tetap moderat dan progresif untuk mendukung wacana yang kondusif?
Untuk memahami lebih dalam perilaku digital Gen Z terhadap AI, Digital Resilience Indonesia (DiRI) mengadakan
jajak pendapat yang berjudul "Pemahaman Gen Z terhadap Batasan AI dalam Konteks "Curhat di AI".