Jika wacana ihwal AI sudah mencapai ranah ontologis agama, lalu bagaimana nasib otentisitas iman? Di satu sisi, agama dituntut untuk beradaptasi dengan zaman. Namun, ketika agama berhasil berkompromi dengan AI, apakah sakralitasnya memudar, sama seperti AI yang nyaris “mengkebiri” imajinasi kreatif manusia di dunia seni?
Saya bergidik karena jika diulang-ulang, kombinasi ini terasa ritmis sekaligus magis, menyerupai mantra. Aneh, tapi justru memikat anak-anak zaman sekarang. Bahkan bisa membuat ketagihan.
Kolaborasi antara Rumah Moderasi Beragama IAIN Manado, Digital Resilience Indonesia, dan Indonesia School of Internet Governance membincang ketimpangan digital di Timur Indonesia.
Untuk memahami lebih dalam perilaku digital Gen Z terhadap AI, Digital Resilience Indonesia (DiRI) mengadakan
jajak pendapat yang berjudul "Pemahaman Gen Z terhadap Batasan AI dalam Konteks "Curhat di AI".