Talkshow Duta Damai Jatim 2025
Home/Program / Talkshow Duta Damai Jatim 2025
Talkshow Duta Damai Jatim 2025

Surabaya - Duta Damai BNPT RI Provinsi Jawa Timur kembali menggelar talkshow bertema “Penanggulangan Terorisme Pasca Bubarnya JI (Jamaah Islamiyah)”, Rabu (16/04/2025). Bertempat di Aula Bakesbangpol Jatim, kegiatan ini dihadiri lebih dari 80 peserta dari kalangan mahasiswa dan pemuda.

Pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) memang menjadi angin segar dalam upaya pemberantasan terorisme di Indonesia. Namun, euforia itu seharusnya tidak membuat kita lengah. Karena yang bubar adalah organisasi formalnya, bukan ideologi yang selama ini mereka bawa. Justru di fase pasca-pembubaran inilah masyarakat dan negara harus lebih waspada terhadap potensi lahirnya bentuk-bentuk baru dari jaringan ekstremis.

Sementara itu, pemerintah daerah juga menunjukkan komitmennya dalam pencegahan radikalisme. Eddy Supriyanto, S.STP., M.PSDM dari Bakesbangpol Jatim, menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor—antara pemerintah, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan organisasi kepemudaan—dalam menciptakan lingkungan sosial yang resisten terhadap ideologi kekerasan. Ia menyebutkan perlunya peningkatan kapasitas SDM lokal untuk deteksi dini dan pendekatan kultural dalam penanganan ekstremisme.

Kehadiran Prof. Dr. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag dari FKPT Jatim memberikan dimensi akademik dalam analisis penyebaran paham radikal. Menurutnya, radikalisme lahir dari kekosongan spiritual, sosial, dan intelektual. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam membangun kesadaran kritis. Guru, dosen, dan tokoh agama harus dilibatkan dalam menyuarakan pesan-pesan damai.

Salah satu poin penting yang muncul dalam diskusi tersebut adalah bagaimana kelompok seperti JI bisa melakukan rebranding ideologis. Mereka tak lagi tampil keras dan frontal, tapi justru masuk melalui pendekatan kultural dan sosial. Farabi Ferdiansyah, Direktur Eksekutif Digital Resilience Indonesia, menegaskan pentingnya literasi digital dalam menangkal infiltrasi ideologis yang kini masif dilakukan melalui media sosial dan platform digital lainnya.

Talkshow ini menunjukkan bahwa keberhasilan penanggulangan terorisme sangat bergantung pada kolaborasi. Pemerintah pusat dan daerah tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada keterlibatan aktif dari masyarakat sipil, dunia pendidikan, media, dan organisasi kepemudaan. Duta Damai sebagai inisiator kegiatan ini telah mengambil langkah konkret dalam membangun ruang-ruang dialog yang produktif dan membumikan narasi perdamaian.

Keterlibatan masyarakat menjadi sangat krusial dalam fase ini. Masyarakat harus menjadi mitra pemerintah dalam deteksi dini dan pelaporan potensi radikalisme. Organisasi kemasyarakatan, komunitas pemuda, hingga jaringan alumni sekolah dan kampus dapat diarahkan untuk menjadi simpul penyebar nilai-nilai toleransi. Tidak kalah penting adalah peran keluarga dalam membentengi anak muda dari pengaruh ideologi menyimpang.

Kita tidak boleh puas hanya karena satu organisasi radikal berhasil dibubarkan. Justru inilah saatnya memperkuat ketahanan ideologis bangsa melalui strategi jangka panjang yang berakar pada edukasi, literasi, dan solidaritas sosial. Narasi damai harus menjadi arus utama yang mengalir di tengah masyarakat, agar tak ada lagi ruang bagi benih-benih kekerasan tumbuh di bumi Indonesia.**

Sumber: https://www.instagram.com/p/DIngHrGTPT_/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *